blog : SMBC Indonesia

BISNIS

Apa Itu Risiko Kredit? Penyebab dan Cara Mengelolanya

12 Februari 2025

Saat berbicara tentang dunia perbankan dan keuangan, risiko kredit adalah salah satu hal yang paling sering dibahas. Risiko kredit adalah kemungkinan bahwa seorang peminjam (baik individu maupun perusahaan) gagal membayar kembali pinjamannya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Jika ini terjadi, bank atau perusahaan pemberi pinjaman bisa mengalami kerugian finansial yang besar.

Dalam dunia keuangan, risiko kredit adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari, tetapi bisa dikelola dengan strategi yang tepat. Lalu, apa saja faktor yang menyebabkan risiko kredit, dan bagaimana bank serta perusahaan mengatasinya? Yuk, kita bahas lebih lanjut!

Faktor Penyebab Risiko Kredit

Ada banyak alasan mengapa risiko kredit bisa terjadi. Berikut beberapa faktor utama yang menyebabkannya:

1. Ketidakmampuan Peminjam dalam Membayar Utang

Salah satu penyebab utama risiko kredit adalah ketidakmampuan peminjam dalam memenuhi kewajibannya. Ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kehilangan pekerjaan, bisnis yang merugi, atau kesalahan dalam perencanaan keuangan.

2. Kondisi Ekonomi yang Buruk

Saat ekonomi mengalami resesi atau perlambatan, banyak bisnis dan individu yang mengalami kesulitan keuangan. Akibatnya, mereka mungkin kesulitan membayar cicilan kredit atau pinjaman yang mereka miliki.

3. Kurangnya Evaluasi Kredit yang Baik

Jika bank atau perusahaan tidak melakukan analisis kredit yang mendalam sebelum memberikan pinjaman, ada kemungkinan besar mereka akan memberikan kredit kepada orang atau perusahaan yang kurang mampu membayarnya. Inilah mengapa proses analisis kredit menjadi sangat penting.

4. Perubahan Suku Bunga

Suku bunga yang meningkat secara drastis bisa berdampak besar pada peminjam, terutama bagi mereka yang memiliki pinjaman dengan suku bunga mengambang. Jika pembayaran bunga naik melebihi kemampuan mereka, kemungkinan gagal bayar pun meningkat.

5. Faktor Eksternal dan Keadaan Darurat

Bencana alam, pandemi, atau krisis geopolitik bisa menjadi faktor yang memicu risiko kredit. Misalnya, pandemi COVID-19 menyebabkan banyak usaha tutup, sehingga banyak pemilik usaha tidak bisa membayar pinjaman mereka tepat waktu.

Cara Bank dan Perusahaan Mengelola Risiko Kredit

Risiko kredit memang tidak bisa dihilangkan sepenuhnya, tetapi ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh bank dan perusahaan untuk mengelolanya agar dampaknya bisa diminimalisir. Berikut beberapa strategi yang umum digunakan:

1. Analisis Kredit yang Ketat

Sebelum memberikan pinjaman, bank akan melakukan analisis menyeluruh terhadap calon peminjam. Ini mencakup pemeriksaan riwayat kredit, kondisi keuangan, serta kapasitas pembayaran peminjam. Semakin baik analisisnya, semakin kecil kemungkinan kredit macet.

2. Diversifikasi Portofolio Kredit

Bank tidak akan memberikan pinjaman hanya kepada satu jenis peminjam atau satu sektor industri saja. Mereka akan mendiversifikasi portofolio kreditnya dengan menyebar pinjaman ke berbagai sektor dan jenis peminjam. Dengan cara ini, jika ada satu sektor yang mengalami kesulitan, dampaknya tidak akan terlalu besar bagi bank secara keseluruhan.

3. Penetapan Batas Kredit

Bank juga memiliki kebijakan untuk menentukan batas maksimal pinjaman yang bisa diberikan kepada satu individu atau perusahaan. Ini untuk menghindari risiko terlalu besar pada satu debitur saja.

4. Penggunaan Agunan atau Jaminan

Dalam banyak kasus, bank meminta agunan (jaminan) sebelum memberikan pinjaman. Jika peminjam gagal membayar, bank bisa menggunakan aset tersebut untuk menutupi kerugian.

5. Pemantauan dan Manajemen Risiko Secara Berkala

Bank tidak hanya berhenti pada saat memberikan pinjaman. Mereka juga terus memantau kondisi keuangan peminjam dan melakukan tindakan pencegahan jika ada indikasi bahwa peminjam berisiko mengalami kredit macet.

6. Asuransi Kredit

Beberapa bank dan lembaga keuangan juga menggunakan asuransi kredit untuk mengurangi dampak dari kredit bermasalah. Dengan adanya asuransi, jika peminjam gagal bayar, bank tetap bisa mendapatkan sebagian atau seluruh nilai pinjaman yang macet.

7. Restrukturisasi Kredit

Jika ada peminjam yang mengalami kesulitan sementara dalam membayar utangnya, bank bisa memberikan solusi berupa restrukturisasi kredit. Ini bisa dalam bentuk perpanjangan tenor, pengurangan suku bunga, atau skema pembayaran yang lebih fleksibel.

Risiko kredit adalah tantangan utama yang harus dihadapi oleh bank dan perusahaan dalam dunia keuangan. Namun, dengan pemahaman yang baik tentang faktor-faktor penyebabnya serta strategi yang tepat dalam mengelolanya, risiko ini bisa diminimalkan.

Untuk mengelola meminimalisir risiko kredit menjadi lebih mudah dan aman dengan TOUCHBIZ dari SMBC Indonesia. Layanan ini dirancang untuk memberikan fleksibilitas bagi nasabah individu maupun nasabah perusahaan dalam mengakses dan mengelola transaksi perbankan kapan saja, di mana saja.

Dengan TOUCHBIZ, Anda dapat menyetujui transaksi langsung dari ponsel tanpa harus datang ke bank. Keamanan juga terjamin dengan Soft Token terintegrasi, memastikan setiap transaksi tetap aman. Notifikasi real-time membantu Anda memantau arus keuangan secara instan, sementara fitur manajemen akun memungkinkan akses mudah ke rekening, giro, dan pinjaman dalam satu platform.

TOUCHBIZ hadir untuk memberikan kenyamanan dalam perbankan digital, sehingga Anda bisa lebih fokus pada pengembangan bisnis atau pengelolaan keuangan lainnya. Untuk info lebih lanjut terkait jenis-jenis layanan di atas, Anda bisa mengunjungi website resmi SMBC Indonesia.