SMBC Indonesia E-Banking & Banking Apps
Nikmati kemudahan dan kenyamanan akses perbankan dari PC, Laptop, Tablet, atau Smartphone Anda.

SMAR&TS

TOUCHBIZ

AksesBisnis@SMBCI

Jenius
21 Juli 2014
KREDIT SMBCI TUMBUH 15%, CAR MENCAPAI 23,4%
Jakarta, 21 Juli 2014 – Dinamika ekonomi makro Indonesia sepanjang semester I-2014 masih menghadapi berbagai tantangan. Pertumbuhan ekonomi melambat, defisit neraca perdagangan berlanjut, likuiditas masih ketat, walaupun laju inflasi mulai melambat. Situasi ini diperkirakan akan masih berlanjut hingga akhir 2014.
“Tahun 2014 menjadi periode penuh tantangan bagi industri perbankan. Menjalankan fungsi intermediasi bank dalam kondisi pertumbuhan ekonomi yang melambat merupakan tantangan tidak mudah. Dalam menyikapinya, SMBCI berfokus melakukan hal-hal fundamental secara konservatif dan prudent, prinsip dasar yang biasanya dijadikan pegangan oleh sebuah bank dalam menghadapi situasi seperti ini,” kata Jerry Ng, Direktur Utama SMBCI.
Langkah yang diambil SMBCI antara lain adalah meningkatkan cadangan likuiditas, menjaga kualitas kredit dengan baik, mengelola biaya bunga dan biaya operasional secara cermat.
Dengan strategi tersebut kinerja SMBCI dapat terjaga sehat. Hal ini tercermin dari penyaluran kredit SMBCI di semester I-2014 yang tumbuh moderat dan sehat, dengan tingkat rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) terjaga rendah. Per 30 Juni 2014, SMBCI membukukan pertumbuhan kredit tahunan sebesar 15% (year-on-year/yoy) dari Rp43,6 triliun pada 30 Juni 2013 menjadi Rp50 triliun dengan rasio NPL gros 0,9%. Apabila dibandingkan triwulan I-2014, penyaluran kredit pada triwulan II-2014 tumbuh 6,3% dari Rp47 triliun.
Seiring dengan langkah perusahaan untuk lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit, SMBCI menyeimbangkan porsi pendanaan dengan memperhatikan kecukupan likuiditas. Per 30 Juni 2014, Dana Pihak Ketiga (DPK) SMBCI tercatat Rp 52,7 triliun, tumbuh 10% dari periode yang sama tahun lalu Rp 47,7 triliun. Pertumbuhan DPK sebesar 10% (yoy) ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan DPK triwulan I-2014 yang meningkat 6% (yoy). “Loan to deposit ratio (LDR) terjaga di level 95%. Apabila memperhitungkan pendanaan dari obligasi, rasio likuiditas kami mencapai 85%, ini merupakan tingkat yang kuat dan sehat,” kata Jerry.
Pertumbuhan yang cukup moderat pada sisi kredit dan DPK, mendorong peningkatan aset SMBCI sebesar 12% (yoy) dari Rp 63,9 triliun menjadi Rp 71,4 triliun pada 30 Juni 2014, dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 23,4%. Sementara itu, laba bersih setelah pajak (NPAT) pada triwulan II meningkat 1,9% dari Rp493 miliar pada triwulan I-2014 menjadi Rp502 miliar. Apabila dibandingkan dengan semester I 2013, laba bersih SMBCI pada semester I-2014 lebih rendah 10%, atau dari Rp1,1 triliun pada semester I-2013 menjadi Rp996 miliar pada semester I-2014.
“Ke depan, kami memperkirakan kondisi makro ekonomi masih menantang. Namun demikian, komitmen kami untuk fokus menggarap pasar masyarakat berpenghasilan rendah tidaklah surut,” tegas Jerry.
SMBCI selama ini memfokuskan usahanya untuk melayani dan memberdayakan segmen masyarakat berpenghasilan rendah serta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah, termasuk masyarakat pra-sejahtera produktif (mass market). Strategi perusahaan yang memadukan misi bisnis dan misi sosial dengan terus memberikan pelatihan dan pendampingan berkelanjutan kepada debitur melalui Program Daya, diyakini akan menopang kinerja perusahaan.
“SMBCI meyakini, nasabah mass market tidak hanya membutuhkan akses finansial tetapi juga pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan kapasitas usaha mereka,” tutur Jerry Ng.
Sepanjang enam bulan pertama 2014, SMBCI telah menyelenggarakan 76.659 aktivitas Daya, tumbuh 55% (yoy). Sedangkan jumlah peserta Daya mencapai 977.261 nasabah, atau meningkat 114% (yoy).
Strategi SMBCI untuk fokus menggarap pasar masyarakat berpenghasilan rendah ini mendapat dukungan penuh dari Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC). SMBC merupakan salah satu pemegang saham pengendali SMBCI. Pada 14 Maret 2014 lalu, SMBC telah menyelesaikan proses pembelian saham SMBCI. Kini SMBCI memiliki dua pemegang saham pengendali yang kredibel dan terpercaya, yakni SMBC (40%) dan TPG Nusantara S.a.r.l (25,88%).
Jerry melanjutkan, pada triwulan II-2014, SMBCI juga telah menuntaskan proses akuisisi dan konversi Bank Sahabat Purba Danarta menjadi bank syariah, yang dilanjutkan dengan pemisahan (spin off) Unit Usaha Syariah. Kehadiran SMBCI Syariah ini diharapkan dapat mengoptimalkan partisipasi SMBCI dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat berpenghasilan rendah dan keluarga pra-sejahtera produktif. “Kami bersyukur atas terbitnya ijin konversi dan spin off SMBCI Syariah. Kami yakin model bisnis SMBCI syariah mampu mengubah hidup berjuta rakyat Indonesia,” tutup Jerry.
Untuk informasi lebih lanjut hubungi:
PT Bank SMBC Indonesia Tbk
Andrie Darusman, Communications & Daya Head
Email: [email protected] atau [email protected]
Sekilas tentang SMBC Indonesia
PT Bank SMBC Indonesia Tbk (SMBC Indonesia)—sebelumnya PT Bank BTPN Tbk (Bank BTPN)—merupakan bank devisa hasil penggabungan usaha PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia pada Februari 2019. Dengan mengusung semangat “Bersama Lebih Bermakna”, SMBC Indonesia hadir untuk menciptakan lebih banyak pertumbuhan bermakna bagi masyarakat melalui beragam solusi keuangan inovatif dan komprehensif yang berpusat pada kebutuhan nasabah di berbagai segmen. SMBC Indonesia menyediakan produk dan layanan seperti pembiayaan hijau, produk dan layanan untuk nasabah pensiunan, untuk nasabah usaha mikro, kecil, dan menengah, untuk nasabah perusahaan besar nasional, multinasional, dan Jepang, layanan wealth management melalui Sinaya, serta layanan perbankan digital untuk masyarakat digital savvy melalui Jenius. Selain itu, SMBC Indonesia juga memiliki anak usaha, yaitu PT Bank BTPN Syariah Tbk, yang melayani nasabah dari komunitas prasejahtera produktif, serta perusahaan pembiayaan PT Oto Multiartha (OTO) untuk kendaraaan roda empat dan PT Summit Oto Finance (SOF) untuk kendaraan roda dua. Komitmen SMBC Indonesia untuk memberikan dampak positif secara berkelanjutan bagi masyarakat luas juga tertuang melalui Daya, program pemberdayaan yang berkelanjutan dan terukur melalui pelatihan secara reguler yang bertujuan mengembangkan kapabilitas serta kapasitas diri untuk kehidupan yang lebih bermakna.